Ketua Marga Mamaringgofok, Stefanus Mamaringgofok, menjelaskan bahwa prosesi adat ini merupakan ungkapan doa kepada Tuhan dan leluhur agar aktivitas operasional pengeboran dari awal sampai akhir berjalan lancar, selamat, dan mendatangkan kebaikan. “Upacara ditandai dengan mengarahkan pucuk sagu ke langit sambil mengucapkan permohonan, kemudian dipukul ke tanah, yang bermakna berkat tercurah dari langit dan membias bagi banyak orang,” ujar Stefanus.
Kepala Distrik Klamono, Oktovianus Kolin, di kesempatan lain menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada SKK Migas, PEP Papua, dan marga Mamaringgofok atas terlaksananya upacara adat. “Area yang saat ini sedang dipersiapkan untuk pengeboran sumur eksplorasi BIT-001 merupakan pemanfaatan kawasan hutan produksi di Distrik Klamono, berdekatan dengan ruas jalan Sorong-Klamono yang memiliki kemudahan akses dalam beroperasi, dengan harapan mendatangkan kemudahan dan kebaikan bersama, terlebih khusus bagi peningkatan dana bagi hasil (DBH) migas bagi Pemerintah Kabupaten Sorong,” ungkap Oktovianus.
Manager Papua Field, Ardi, menjelaskan bahwa upacara adat merupakan penghargaan terhadap kearifan lokal. “Kita semua memiliki harapan yang sama, semoga melancarkan aktivitas operasional eksplorasi di area rencana sumur BIT–001. Semoga kita dapat turut berkontribusi dalam mencapai tujuan utama Pemerintah, menemukan cadangan migas dan meningkatkan produksi migas agar tercipta kemandirian energi negeri,” harap Ardi.
Sebagai salah satu unit usaha Pertamina yang bergerak di bidang hulu migas, PEP Papua mengupayakan kebutuhan energi negeri melalui aktivitas eksplorasi migas dengan menjunjung kearifan lokal. Penghormatan terhadap adat istiadat setempat sesuai dengan praktir standar environmental, social, and governance (ESG) dalam mencapai Sustainable Development Goals atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, no. 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.